Laman

Sabtu, 25 April 2009

TAHAJJUD

halat khususnya tahajjud ternyata tidak hanya
membuat pelakunya mendapatkan tempat istimewa di hadapan Pencipta Alam ini,
melainkan juga meningkatkan kekebalan tubuh dan mengusir penyakit. Pernahkah
Anda berpikir kenapa setiap hari kita mesti berdoa? Mungkin ada yang manjawab
ini adalah kewajiban kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Ada
juga yang menjawab ini sudah tersurat dalam kitab suci. Dan masih banyak lagi
rasionalisasi yang bila dikaji bunyinya terdengar, bahwa berdoa hanyalah
kewajiban.
Ambil contoh misalnya Shalat tahajjud. Dalam
sebuah penelitian yang dilakukan oleh dosen fakultas tarbiyah dan guru besar
program pascasarjana dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel
Surabaya, Prof. Dr. Mohammad Sholeh, Drs., M.Pd., PNI membuktikan bahwa shalat
tahajjud yang dijalankan dengan gerakan tepat, rutin, dan tentu saja dengan
tulus iklhas bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Teliti 51 Siswa SMU
Bagi kaum muslim, shalat tahajjud bukanlah sembahyang wajib. Karenanya
tidak banyak yang melakukan sembahyang ini sampai berhari-hari dan terus
menerus. Dalam riwayat Abu Daud dan At Turmudzy diceritakan, Ali r.a pernah
berkata: “Shalat witir itu tidak diharuskan sebagaimana shalat fardhu, tetapi
Rasulullah saw selalu mengerjakannya serta bersabda: “Sesungguhnya Allah itu
witir (ganjil,yakni esa) dan suka pada witir maka shalat witirlah kamu sekalian
wahai Ahlul Qur’an”
Kebiasaan melakukan sembahyang ini bermula ketika menjelang kenabian Nabi
Muhammad SAW. Waktu itu sang Nabi sedang gundah gulana. Sebagai seorang yang
saleh dan berhati bersih, pria tengah baya ini merasakan betapa mundurnya
kehidupan moral di Mekah waktu itu. Perbudakan, perampokan, penindasan terhadap
wanita, dan segala keburukan lain membuat hidup menjadi tidak menyenangkan. Mau
apa, aku ini? Itulah pertanyaan yang muncul darinya.
Ternyata dari 51 siswa, 23 orang hanya sanggup bertahan menjalankan shalat
tahajjud selama sebulan. Beserta yang lainnya yang tidak memenuhi syarat dengan
alasan misalnya shalatnya tidak lengkap sampai dua bulan meski bisa melampaui
sebulan penuh atau tidak sampai sebulan, minum obat kortikisteroid, melakukan
hal-hal lain selain tahajjud yang mempengaruhi sistem tubuh misalnya zikir,
ke-23 siswa ini dijadikan kelompok sendiri. Sampai akhirnya, tinggal 19 siswa
saja yang sanggup bertahan melakukan shalat tahjjud selama dua bulan. Jadi ada
dua kelompok. Mereka yang berhasil sampai dua bulan tanpa tambahan kegiatan
lain dan mereka yang tidak selesai shalat sampai dua bulan.
Pada mereka yang berhasil melakukan shalat tahajjud sampai dua bulan hormon ini
menaik. “Ini pertanda orang tersebut ikhlas dan tidak stress,” ungkap Sholeh. Meningkatnya
hormon ini akan disertai dengan meningkatnya kandungan serotonin, epinefrin dan
endorfin. Hormon-hormon ini adalah hormon yang membuat kita menjadi tenang dan
merasa tenteram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar